OJL 2017 LAPORAN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK



      
LAPORAN

PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
(OBSERVASI GURU YUNIOR)



OLEH :

MUHAMMAD IMRAN S.Pd,.M.Pd






PESERTA DIKLAT
CALON KEPALA SEKOLAH
TINGKAT SULAWESI SELATAN
2016



HALAMAN PENGESAHAN



LAPORAN
PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
(OBSERVASI GURU YUNIOR)




Muhammad Imran S.Pd,.M.Pd

Peserta Diklat
Calon Kepala Sekolah Propinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2016


Telah melaksanakan supervisi akademik
(observasi guru yunior)
di SMA Negeri 1 Bola



Solo, 19 Oktober 2016

   Supervisor,                                                                        Guru Yunior,




Muhammad Imran S.Pd,.M.Pd                                               Fajar S. Pd.
NIP. 197103012000031006                                                   NIP. 198004132010011001


Mengetahui:
Kepala SMAN 1 Bola,




Muhammad Imran S.Pd,.M.Pd
                                                  NIP. 197103012000031006

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior sebagai salah satu tugas pada kegiatan On The Job Learning (OJL) diklat calon Kepala Sekolah yang dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Bola Kabupaten Wajo.
Salah satu tugas seorang kepala sekolah yang merupakan fungsi mendasar (essential function) dalam keseluruhan program sekolah adalah supervisi akademik yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Sebagai peserta diklat calon kepala sekolah dalam kegiatan OJL, penulis telah berusaha menyelesaikan tugas melaksanakan supervisi akademik terhadap guru yunior dan menyusun laporan pelaksanaannya meskipun dalam tekanan waktu yang singkat dan dalam bentuk yang sangat sederhana. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.      Drs. Ahkam Zubair selaku Master Trainer yang telah membantu memberikan informasi dan membimbing penulis dalam penyelesaian tugas ini.
2.      Fajar , S. Pd. selaku guru bahasa Inggris yunior yang telah bersedia menjadi guru yang diobservasi dalam pelaksanaan supervisi akademik ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan tugas ini.
                                                            Solo, 19 November 2016
                                                                        Penulis,


                                                            Muhammad Imran S.Pd,.M.Pd
                                                            NIP.19710301200003 1 006

DAFTAR ISI
Halaman Judul                       i
Halaman Pengesahan                                                                                              ii
Kata Pengantar                                                                                                       iii
Daftar Isi                                                                                                                iv
Daftar Lampiran                                                                                                     v
BAB I. PENDAHULUAN                                                                                   1
A.    Latar Belakang                                                                                           1
B.     Tujuan Supervisi Akademik                                                                       2
C.     Hasil Supervisi Akademik                                                                          2
BAB II. PELAKSANAAN SUPERVISI                                                             3
A.  Tempat Pelaksanaan                                                                                    3
B.  Teknik Supervisi                                                                                          3
C.  Hasil Supervisi                                                                                             3
BAB III. KESIMPULAN                                                                                     4
1.      Kesimpulan                                                                                                 10
2.      Saran                                                                                                           10
Lampiran                                                                                                                11



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausaha-an, supervisi, dan sosial. Kompetensi supervisi kepala sekolah perlu dikembangkan dalam usaha membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik. Setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi supervisi akademik. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran.
Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah antara lain adalah: (a) mem-bimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, (b) membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa, (c) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran, dan (d) memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.
Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan guru dalam merencana-kan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembela-jaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode, teknik) yang tepat.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010, tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah, menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoritik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional. Melakukan supervisi akademik pada kegiatan on the job learning terhadap guru yunior merupakan implementasi pemberian pengalaman pembelajaran praktik pengembangan kompetensi supervisi calon kepala sekolah.

B.     Tujuan Supervisi Akademik
Tujuan pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon kepala sekolah adalah :
1.      Mengembangkan kompetensi supervisi akademik,
2.      Melatih kemampuan melaksanakan supervisi akademik,
3.      Melatih kemampuan mengidentifikasi permasalahan guru yunior dalam mengelola pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.

C.     Hasil Supervisi Akademik
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru yunior bagi peserta diklat calon kepala sekolah adalah :
1.      Mampu mengembangkan kompetensi supervisi akademik,
2.      Mampu melaksanakan supervisi akademik,
3.      Mampu mengidentifikasi permasalahan guru yunior dalam mengelola pembelajaran kemudian melakukan tindak lanjut dalam rangka meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya.



BAB II
PELAKSANAAN SUPERVISI
A.    Tempat Pelaksanaan
Supervisi akademik terhadap guru yunior dilaksanakan di sekolah magang SMA Negeri 1 Bola
B.     Teknik Supervisi
Teknik supervisi yang digunakan adalah teknik supervisi individual yaitu melaksanakan supervisi perseorangan terhadap guru yunior. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru. Pelaksanaan supervisi ini dilaksanakan dengan cara supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru yunior.
Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1.      Tahap perencanaan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
2.      Tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, supervisor mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3.      Tahap refleksi dan tindak lanjut. Pada tahap ini, supervisor bersama guru yunior merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan mendiskusikan kelebihan dan kekurangan. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

C.     Hasil Supervisi
1.      Perencanaan supervisi
Pada awal tahap perencaan, supervisor menyiapkan sejumlah instrumen  yang  akan  digunakan  pada  pelaksanaan  observasi  diantaranya : (1) instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, (2) instrumen observasi kelas, (3) daftar pertanyaan setelah observasi, dan (4) format tindak lanjut hasil supervisi.
Selanjutnya, melakukan pertemuan dengan guru yunior yang akan diobservasi. Pada pertemuan pertama supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk diobservasi proses pembelajarannya. Setelah guru yunior menyatakan bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi, konsep atau materi yang akan dibahas (mengikuti jadual materi guru yunior) dan menginformasikan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru yunior dalam pelaksanaan observasi diantaranya silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang akan digunakan. Diakhir pertemuan disepakati jadual pertemuan berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan guru yunior. Pada pertemuan ini supervisor memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Supervisor dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Setelah melakukan perbaikan-perbaikan, supervisor meminta kopian RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan mengisi instrumen perencaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kontrol pada saat observasi nantinya.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan guru yunior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru yunior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan on the job learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru yunior memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.
2.      Pelaksanaan Observasi-1
Pada tahap ini supervisor melakukan observasi langsung ke kelas X-1 tempat guru yunior melangsungkan proses belajar mengajar sesuai dengan jadual yang telah disepakati. Pelaksanaan observasi dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan (setiap pertemuan 2´40 menit). Supervisor melakukan pengamatan langsung pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas guru dan siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas yang telah dipersiapkan. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut supervisor mendokumentasikannya dalam bentuk foto.
Pada pertemuan pertama, dengan mengacu pada RPP yang telah disusun, guru membahas materi: (i) Making, accepting and declining an invitation.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan salam yang dibalas oleh guru dengan salam pula. Dengan menggunakan model pembelajaran langsung, guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian mengabsen siswa satu persatu. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang jago berbahasa Inggris. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menjawab pertanyaan text lisan fungsional pendek sederhana misalnya pengumuman, iklan dan undangan).
Selanjutnya, pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran (Mengenai text funsional pendek sederhana pengumuman), kemudian memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang dianggap masih memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru melanjutkan penjelasan materi kedua (mengenai text fungsional pendek berbentuk iklan dan invitation ). Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Guru kemudian mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan di buku LKS. Setelah waktunya dianggap cukup, guru mempersilahkan tiga orang siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk membacakan jawabannya di depan kelas.  Tiga orang siswa berturut-turut membaca jawabannya di papan tulis dengan soal yang berbeda dan semua siswa memberikan jawaban yang betul. Guru memberikan apresiasi dengan memuji ketiga siswa tersebut dan meminta tepuk tangan dari teman-teman yang lain sebagai penghargaan bagi temannya yang mampu menjawab soal latihan tersebut dengan benar.
Sebelum memberikan kuis untuk penilaian, guru kembali mempersilahkan siswa untuk menanyakan materi yang belum dimengerti. Guru memberikan kuis sebanyak 3 nomor yang diminta dijawab dalam waktu 5 menit. Setelah waktu habis, siswa mengumpulkan jawabannya masing-masing kemudian tiga orang siswa diminta menuliskan jawabannya di papan tulis. Guru memberikan tepuk tangan yang diikuti oleh siswa sebagai pertanda jawaban tiga orang siswa adalah benar.
Pada bagian penutup, guru meminta siswa memberikan kesimpulan pelajaran hari itu. Beberapa siswa bersamaan berteriak memberikan simpulan pelajaran. Guru kemudian mengulangi dan melengkapi simpulan siswa. Berikutnya guru mempersilahkan siswa membuka LKS untuk mencatat soal PR yang ada pada bagian latihan. Pesan terakhir dari guru, tolong PR-nya dikerjakan baik-baik, jika ada yang tidak dimengerti bertanya ke temannya atau boleh cari-cari di internet. Hari ini pelajaran kita cukup sekian.  
3.      Refleksi dan tindak lanjut-1.
Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran dimulai, supervisor menghitung nilai kemampuan guru yunior melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil isian instrumen observasi kelas. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai: (i) 91,67% untuk kegiatan awal, (ii) 76,92% untuk kegiatan inti, dan (iii) 100% untuk kegiatan penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada pertemuan pertama adalah 81,94 % (hasil perhitungan pada lampiran). Nilai 81,94% mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran termasuk ke dalam kategori kemampuan BAIK.

Tabel  interval kategori kemampuan guru (KG)

mengelola pembelajaran

Interval
Kategori
KG  <  55 %
Kurang
55%     KG  <  75%
Cukup
75%    KG  < 85%
Baik
85%    KG ≤  100%
 Sangat Baik

Untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan, guru yunior dan supervisor sepakat bertemu pada keesokan harinya. Sebelum membahas hasil pelaksanaan pembelajaran, terlebih dahulu supervisor meminta kesediaan guru yunior untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah dipersiapkan. Agar lebih rileks dalam menjawab, jawaban pertanyaan dipersilahkan untuk langsung menuliskannya pada tempat yang telah disediakan.
Pada tahap refleksi, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru yunior. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran masuk kategori tinggi. Melengkapi pujian sambil mengomentari sisi-sisi yang dianggap sudah bagus, misalnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, tampak semangat membantu kesulitan pemahaman siswa dan ada keceriaan siswa dalam mengikuti pelajaran. Berikutnya, supervisor mulai menyinggung sisi-sisi yang dianggap masih kurang atau lemah dan perlu diperbaiki pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Misalnya pada saat melakukan apersepsi, guru sebaiknya mengingatkan siswa tentang kenapa bahasa Inggris itu sangat penting. Guru tidak perlu mengabsen siswa satu persatu cukup menanyakan siapa yang tidak hadir dan alasannya. Sisi lemah lainnya adalah keaktifan siswa yang tidak merata. Hanya siswa tertentu yang selalu aktif sementara lebih banyak siswa yang lainnya kurang aktif.
Supervisor mengangkat pada pembahasan (refleksi) semua catatan-catatan kejadian pada pelaksanaan pembelajaran. Berikutnya guru yunior dipersilahkan berkomentar mengenai pelaksanaan pembelajarannya. Apa kesulitan, kesan yang diperoleh serta pesan untuk perbaikan pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Pada akhir refleksi disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang perlu dipertahankan dan bagian-bagian yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki. Selanjutnya disepakati waktu pelaksanaan observasi yang kedua. Guru yunior meminta dilakukan observasi pada kelas yang berbeda namun dengan materi ajar yang disempurnakan.
4.      Pelaksanaan Observasi-2
Pada pertemuan kedua, guru yunior melaksanakan pembelajaran sama dengan tahapan pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan pertama. Materi pelajaran yang sajikan adalah masih sama yaitu mengenai text fungsional pendek. Guru masih menggunakan model pembelajaran langsung. Guru memulai pembelajaran dengan joke ringan. Semua tertawa dan tampak ceria, kemudian guru melanjutkan pelajaran . berdasarkan RPP yang sudah dibuatnya.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan lebih baik dibanding pertemuan sebelumnya. Guru sudah memperbaiki sisi-sisi lemahnya dan mempertahankan bagian-bagian yang sudah bagus. Misalnya, Apersepsi dan pemberian motivasi dilaksanakan dengan baik. Guru menggunakan waktu dengan bijak tampa mengabsen siswa satu persatu. Guru menggunakan media pembelajaran yaitu powerpoint, dan ini membantu siswa memahami mata pelajaran dengan mudah. Perbaikan lain adalah nampak lebih banyak siswa yang aktif dibanding pertemuan pertama. Usaha ini berhasil setelah guru lebih aktif mendekati siswa sambil memberikan penjelasan-penjelasan materi yang dianggap agak susah dipahami siswa.
Akhirnya guru menutup pembelajaran dengan terlebih dahulu bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran pertemuan kedua yang diikuti dengan pemberian PR pada soal latihan yang ada pada LKS.

5.      Refleksi dan tindak lanjut-2.
Sebelum pelaksanaan refleksi pembelajaran pertemuan kedua dimulai, supervisor menghitung nilai kemampuan guru yunior melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil isian instrumen observasi kelas. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai: (i) 100% untuk kegiatan awal, (ii) 80,77% untuk kegiatan inti, dan (iii) 100% untuk kegiatan penutup. Nilai akhir kemampuan guru melaksanakan pembelajaran pada pertemuan kedua adalah 86,11% (hasil perhitungan pada lampiran). Nilai 86,11% mengindikasikan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran termasuk kedalam kategori kemampuan SANGAT BAIK.
Sama dengan refleksi pada pertemuan pertama, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru yunior. Ada peningkatan dalam pengelolaan pembelajaran dengan memperoleh hasil kategori kemampuan sangat tinggi. Berikutnya dikomentari bagian-bagian pembelajaran yang berhasil dipertahankan dan diperbaiki, misalnya apersepsi dan pemberian motivasi dilaksanakan dengan baik. Guru mengaitkan pelajaran real life situation. Guru lebih menyemangati siswa dengan hasil kuis pertemuan pertama dengan banyak siswa yang mendapat nilai 100, walaupun ternyata masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai sedang. Jika lebih giat belajar, semua siswa bisa mendapat nilai 100. Perbaikan lain adalah nampak lebih banyak siswa yang aktif dibanding pertemuan pertama pada kelas yang lainya. Usaha ini berhasil setelah guru lebih aktif mendekati siswa sambil memberikan penjelasan-penjelasan materi yang dianggap agak susah dipahami siswa.
Terakhir disimpulkan bagian-bagian pembelajaran yang perlu dipertahankan dan bagian-bagian yang masih perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Supervisor berpesan agar pelaksanaan pembelajaran berikutnya lebih ditingkatkan lagi walaupun sudah tidak diobservasi oleh supervisor , pengawas atau kepala sekolah.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan observasi yang telah diuraian pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan berikut:
1.      Supervisi akademik dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
2.      Untuk melaksanakan supevisi akademik perlu direncanakan dengan matang sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
B.     Saran-saran
1.      Supervisi akademik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
2.      Pelaksanaaan supevisi akademik perlu direncanakan dengan matang agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.












Comments

Post a Comment

Popular Posts